Kamis, 17 November 2011

KURBAN MENJADI KORBAN

Saya tidak akan membahas kata yang baku menurut KBBI seperti yang telah diutarakan oleh Daeng Khrisna Pabichara di blognya Dusun Kata atau di acara Gempita Bulan Bahasa (http://dusunkata.blogdetik.com/) yang membahas tentang salah guna kata dalam berbahasa indonesia, karena saya bukan ahlinya seperti beliau.

Di sini, saya akan mencoba melihat sisi lain tentang potret dari kegiatan pembagian daging kurban itu sendiri.
Serentak pemotongan dan pembagian daging kurban dimulai pada hari Minggu, 06 November 2011. Praktik kurban juga secara tersirat memperlihatkan sebuah pengorbanan sebagai ikrar pengabdian kepada-Nya. Sedangkan secara syariat, kurban itu diwujudkan dalam bentuk penyembelihan hewan yang dagingnya dibagikan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya.
Dalam kurban, seseorang sejatinya tidak hanya tulus menyembelih hewan secara fisik, tapi juga menyembelih sifat-sifat hewani yang melekat pada diri para pelakunya. Sifat kebinatangan yang kerap muncul dalam bentuk penindasan hak-hak asasi terhadap sesamanya, misalnya, dapat saja muncul pada siapa pun. Tidak hanya pada penguasa yang dipandang memiliki potensi lebih besar menindas rakyat, tapi juga pada rakyat yang sering tidak sanggup mengendalikan kebebasan sehingga berakibat lahirnya penindasan pada kekuasaan.
Pada pelaksanaannya kurban banyak menimbulkan korban, bukan secara fisik saja tetapi secara akidahpun banyak yang menjadi korban kemunafikan dan kepentingan lainnya yang sama sekali tidak mencerminkan arti kurban itu sendiri.
Maraknya pejabat publik dan partai politik yang berlomba-lomba membagikan hewan kurban saat perayaan Idul Adha, agar dapat simpati dari masyarakat dengan publikasi yang berlebihan agar namanya di ketahui banyak orang. Inilah salah satu bentuk kurban yang menjadi korban dari kesombongannya sendiri (motivasi berkurban dengan tujuan lain).
Korban lainnya yang terjadi di Kota Sukabumi Jawa Barat adalah terbakarnya empat warga di Kampung Ciandam RT 04 RW 06 Kelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Warga setempat terbakar saat mengolah daging kambing menjadi sate. Kedua korban kritis yakni Muhammad Fardan (2) dan Muhammad Razab (7) harus mendapat perawatan intensif di RSUD R Syamsudin. Seluruh muka korban hangus terbakar dan terkelupas. Sedangkan ibu Fardan, Rika Kartika (30) dan kakek Fardan, Meman (55) kedua tangannya melepuh. Musibah ini berawal saat kakek Fardan, Meman menghidupkan bara api dengan media arang. Dia hendak membuat sate tepat di depan halaman rumahnya. Untuk membuat bara api dari arang ini cukup ceroboh yakni menyiramkan minyak tanah plus tiner ke pembakaran sate sehingga api menyambar menyambar ke sekelilingnya
Yang tidak kalah menarik adalah pelaksanaan kurban di Masjid Istiqlal Jakarta yang berlangsung ricuh. Kejadian ini bukan hal yang pertama terjadi, hampir tiap tahun terjadi. Hal seperti ini tidak pernah dievaluasi oleh penyelenggara atau panitia kurban, sehingga kejadian akan terus berulang.
Dan hal lain yang menarik perhatian saya adalah, ternyata masyarakat lebih membutuhkan uang dari pada sekedar mendapatkan bagian daging kurban. Tidak sedikit di antara mereka yang menjual daging kurban yang didapatnya dengan susah payah kepada para penadah dengan harga sekitar Rp. 25.000,00 s.d. 35.000,00 perkilonya.
Tidak sedikit hewan kurban yang ditemukan mengandung cacing hati, kurban menjadi korban (sesuatu banget).
Yah, begitulah kurban menjadi korban.

Minggu, 30 Januari 2011

hanya kata

rumah kata telah terbuka
jangan biarkan tertutup tanpa kata

marilah kita berbagi makna
karena akan berguna
dari pada diam seribu bahasa

~~~~~~~~~~~~~~~000~~~~~~~~~~~~~~~

Beralih kata, berubah makna
Melebur suka menjadi duka

Oh, penguasa…
Sirkus-sirkusmu membuat lara

Akankah luka bisa bersuara ?

~~~~~~~~~~~~~~~000~~~~~~~~~~~~~~~

Wahai jasadku yang setia mengiringi setiap langkahku, ma’afkanlah aku karena belum dapat memuaskanmu…

~~~~~~~~~~~~~~~000~~~~~~~~~~~~~~~

Cita-citamu sangat luhur, nak. Walau kakimu setengah terkubur oleh perihnya urusan dapur…

~~~~~~~~~~~~~~~000~~~~~~~~~~~~~~~

Menurut James W Pennebaker, Ph.D., Professor of Psychology dari University of Texas dan penulis buku Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotion, kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau uneg-uneg dengan menulis, lebih stabil dibandingkan orang-orang yang tidak biasa menulis.

~~~~~~~~~~~~~~~000~~~~~~~~~~~~~~~
Sayap-sayap senja menari dalam kebimbangan..
Mendung menggelayut manja..
Rintik hujan mulai menari basahi bumi..
Ku terjaga sambut kebimbangan senja..

Jumat, 14 Mei 2010

KEAJAIBAN AIR

Inilah keajaiban air yang sangat luar biasa. Ternyata air dapat mendengar dan molekulnya berubah bentuk (Luar biasa…!!!).

Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)” di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan. Subhanallah…..

Berikut adalah gambar keajaiban air tsb :
Ketika dibacakan doa untuk kesembuhan didepan sebotol air maka terekam kristal seperti gambar dibawah:


Ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.


Ketika diputarkan musik symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga.


Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal akan hancur.


Kristal air ini merekam lagu ‘Imagine’ dari John Lennon. Spt lagunya, kristal ini unik dan indah. Setiap elemen tumbuh dg harmonis.


Saat diungkapkan ‘war’, kpd kristal air (sebelah kiri), maka bentuk kristal ‘peace’ (kanan) tertabrak oleh benda mirip pswt (WTC pd 9 Sept). Gb direkam sblm kejadian.


Selanjutnya ditunjukkan kata ”malaikat” : terbentuk rantai dg kristal hexagonal yg indah (gambar kiri) dan ketika ditunjukan kata “setan”, kristal berbentuk buruk dg bola api ditengah (gambar kanan).


Kristal air yang direkam dari mata air yg masih jernih di Jepang.


Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan.

Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air. Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22% air.

Air putih galon di rumah, bisa setiap hari didoakan dengan khusyu kepada Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari.

Bila air minum di suatu kota didoakan dengan serius untuk kesalehan, insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik dan tidak beringas. Rasulullah saw. bersabda, “Zamzam lima syuriba lahu”, “Air zamzam akan melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”. Barangsiapa minum supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah . Pantaslah air zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air. Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu disingkap manusia. Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air. Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan kita cemari. Astaghfirullah.

Seorang ilmuwan Jepang telah merintis. Ilmuwan muslim harus melanjutkan kajian kehidupan ini berdasarkan Al Quran dan hadits.

“Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup.” (QS. Al Anbiya : 30).

Informasi lengkap penelitian dan publikasinya Dr. Masaru Emoto dapat dilihat di alamat berikut ini : http://www.masaru-emoto.net/

Wallahu a’lam ..
Sumber : http://oasezam.wordpress.com

Kamis, 13 Mei 2010

RAHASIA KEHIDUPAN

Wah aku dapat sedikit pengalaman dari cerita di bawah ini, silahkan saja membacanya.

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.” Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”

Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.

“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.

“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”

“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”

Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ”.

Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini……

Aku sedikit banyak belajar dengan cerita ini, aku bisa mengambil hikmah di dalam cerita ini.

Jumat, 07 Mei 2010

Mutiara Wasiat Syaidina Ali ra

Tiada harta lebih berharga daripada akal.
Tiada kesendirian lebih sepi daripada keangkuhan diri.
Tiada kebijakan lebih baik daripada hidup sederhana dan terencana.
Tiada kemuliaan lebih tinggi daripada ketakwaan.
Tiada karib lebih baik daripada keluhuran budi.
Tiada harta warisan lebih besar daripada pendidikan.
Tiada petunjuk jalan lebih baik dari pada taufik Allah.
Tiada perdagangan lebih menguntungkan daripada amal saleh.
Tiada laba melebihi pahala Allah.
Tiada wara (sikap berhati-hati) lebih baik daripada pengekangan diri terhadap segala syubhat (belum jelas halal & haramnya).
Tiada zuhud lebih baik daripada zuhud terhadap barang yang haram.
Tiada amal lebih baik daripada mengerjakan sesuatu yang difardlukan.
Tiada ilmu lebih baik daripada hasil tafakkur.
Tiada iman lebih baik daripada rasa malu dan sabar.
Tiada kehormatan diri lebih baik daripada tawadhu.
Tiada kemuliaan lebih baik daripada ilmu.
Tiada kekayaan lebih baik daripada kemurahan hati.
Dan tiada dukungan yang lebih baik daripada nasihat yang tulus.

Kamis, 16 Juli 2009

NaFsu...nAfSu...NAFSU...nafsu...

Tujuh tingkat nafsu menurut ahli tasawuf

Selama menjalani kehidupan didunia hati manusia akan mengalami perubahan dari keadaan keruh menjadi jernih melalui tujuh tingkat nafsu.

Para ahli tasawuf membagi nafsu manusia menjadi tujuh tingkatan , yaitu

1. Nafsu Amarah, ini adalah tingkatan yang paling rendah. Nafsu amarah cenderung mendorong manusia untuk melakukan perbuatan keji dan rendah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam Q.S. Yusuf ayat 53:

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Sifat orang yang mempunyai nafsu amarah antara lain mudah marah, sombong, takabbur, tamak, kikir , dengki dan hasud, sering memperturutkan keinginan syahwat secara berlebihan.

2. Nafsu Lawwamah, Nafsu ini sering mengkritik dan menyesali tindakan yang tidak patut yang dilakukan atas dorongan nafsul lawwamah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam Q.S. Al Qiyamah ayat 2: "dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)"

Pada tingkatan ini seseorang akan menyesali perbuatan buruknya, dia sering merenung dan mengkritik semua perbuatannya yang keliru. Selanjutnya dia berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak terulang lagi.

3. Nafsu Mulhammah, tingkat nafsu yang ketiga adalah nafsu mulhammah. Keberadaannya disebutkan dalam Q.S. Asy Syam ayat 7-10.

7- dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

8- maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,

9- sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,

10- dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Orang yang telah mencapai tingkatan ini telah mampu mengendalikan dirinya dari keingainan nafsu yang rendah. Ia bisa membedakan yang hak dan batil. Ia selalu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela dan selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Berusaha mengerjakan amal soleh sebanyak banyaknya.

4. Nafsu Muthmainnah, tingkat nafsu yang kempat adalah nafsu Muthmainnah, keberadaan nafsu ini disebutkan dalam Q.S. Al fajr 27-31.

27- Hai jiwa yang tenang.

28- Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.

29- Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku,

30- dan masuklah ke dalam surga-Ku.

Orang yang telah mencapai tingkat ini jiwanya jadi tenang , penuh rasa tawakkal, ridho dengan semua ketetapan Allah , tidak disentuh rasa duka , sedih dan cemas.

5. Nafsu Radhiah , orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa puas dengan apa yang diterimanya dari Allah . Bagi mereka sama saja kejadian baik maupun buruk yang menimpanya. Hatinya tidak terpengaruh oleh kehidupan dunia. Mereka selalu kembali pada Allah dan ridho dengan semua keputusannya.

6. Nafsu Mardhiyah, Tingkat ini lebih tinggi daripada Nafsu Radhiyah. Ia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai Allah. Merekalah yang dimaksud oleh salah satu hadist Qudsi:

“SENANTIASA HAMBAKU MENDEKATKAN DIRI KEPADAKU DENGAN MENGERJAKAN IBADAH IBADAH SUNAH HINGGA AKU CINTA PADANYA. MAKA APBILA AKU TELKAH MENCINTAINYA, JADILAH AKU PENDENGARANNYA YANG DENGANNYA IA MENDENGAR, PENGLIHATANNYA YANG DENGANNYA IA MELIHAT,PERKATAANNYA YANG DENGAN YA IA BERKATA KATA, JADILAH AKU TANGANNYA YANG DENGANNYA IA BERBUAT, JADILAH AKU KAKINYA YANG DENGANNYA IA MELANGKAH, DAN AKALNYA YANG DENGANNYA IA BERFIKIR”

Semua langkah dan perbuatannya dilakukan atas bimbingan dan petunjuk Allah, seperti apa yang telah dilakukan Nabi Khidir dan tidak dipahami oleh Nabi Musa .

Dia tidak bertindak dengan kemauan sendiri, melainkan dengan bimbingan dan kehendak Allah

7. Nafsu Kamilah, ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya. Terpelihara dari perbuatan yang tercela.

Untuk meraih tingkatan nafsu dari level rendah sampai yang tinggi seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan yang gigih dan ulet. Tidak bisa didapat dengan santai tanpa usaha yang maksimal. Untuk naik dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai bertahun tahun.

Insya Allah dengan hati yang bersih dan jernih kita bisa meraih kemenangan dunia dan akhirat. Menjalani hidup berbahagia didunia dan akhirat , tidak ditimpa kesedihan dan duka yang berlarut larut. Kelak ditempatkan Allah di taman syurga yang abadi dan hidup kekal selamanya disana.